Eksistensi Pramuka menjawab kegalauan Remaja

Pramuka? Banyak anak remaja yang merasa enggan saat mengikuti extrakulikuler ini. Namun, Tahukah kamu kalau Eksistensi Pramuka menjawab kegalauan Remaja ? Silahkan membaca artikel yang saya buat ini.

Eksistensi Pramuka menjawab kegalauan Remaja
Oleh : Damianus Kusviantono, M.Pd
Surabaya, 13 Juni 2012


”Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila, satya ku kudarmakan,  Darma ku kubaktikan, agar jaya Indonesia, Indonesia tanah airku, kami jadi pandumu."

Itulah sepenggal  lirik "Hymne Pramuka", yang menjadi kebanggaan setiap anggota Pramuka.   Lirik lagunya memang dibuat sederhana agar mudah diingat dan  dipahami, namun mempunyai filosofi dan makna yang mendalam. Dari lirik lagu Hymne Pramuka  yang sederhana di atas, menggambarkan semangat (spirit) bahwa Pramuka Indonesia mempunyai tekad yang kuat untuk selalu ikut berperan serta dan mendarmabaktikan dirinya bagi kejayaan bangsa dan negara bahkan dunia Internasional. Waouh  …amazing !

Kini perjalanan Pramuka di tanah air telah mencapai 51 tahun. Maka tidak berlebihan, jika melalui momentum Hari Jadi Pramuka ini , yang diperingati setiap tanggal 14 Juni,  kita layak  memberikan apresiasi yang  positif, pujian, penghargaan  dan doa  terhadap Gerakan Pramuka yang telah menunjukkan  kerja keras dan kerja cerdas  sehingga Pramuka Indonesia   tetap eksis  dalam karya pelayanannya.

Di usia yang matang,  maka tidak berlebihan jika masyarakat pemerhati Pramuka menyampaikan harapan-harapannya. Adapun harapan-harapan dari masyarakat kepada Gerakan Pramuka Indonesia meliputi : 
1) semakin mantap dan berkembang dalam pelayananannya,        
2)  Pramuka Indonesia hendaknya dapat menjadikan dirinya sebagai wadah pembinaan karakter kaum muda, 
3) mengembangkan inovasi-inovasi baru sehingga semakin diminati di hati kaum muda, 
4) hendaknya keteladanan dari insan-insan anggota Pramuka lebih-lebih “Kakak Pembina” sungguh-sungguh mampu mengamalkan dasa darma dan tri satya Pramuka secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, Gerakan Pramuka “Era Baru”  Indonesia sungguh-sungguh mampu menarik hati remaja (kaum muda) untuk  bergabung di dalamnya.    


Keberadaan Pramuka di Indonesia mempunyai fungsi yang strategis dalam membentuk karakter manusia Indonesia, khususnya kaum mudanya (remaja). Di tengah-tengah arus jaman yang banyak menawarkan gaya hidup instant (jalan pintas),  konsumerisme, hedonisme sangat mempengaruhi gaya hidup remaja (manusia)  dewasa ini. Budaya seperti ini tidak boleh menghinggapi kaum muda Indonesia.  Memang tidak mudah bagi remaja yang terbiasa dengan gaya hidup tersebut di atas untuk mau bergabung dengan tulus dalam wadah Pramuka.

Inilah tantangan bagi Pramuka untuk selalu membuat inovasi-inovasi baru sehingga Pramuka tidak lagi menampilkan diri  secara “Jadul” tetapi Gerakan Pramuka mempunyai daya pikat yang tinggi  sehingga remaja tidak ragu-ragu lagi dan mendapatkan  manfaat  ketika bergabung dengan Gerakan Pramuka. Dengan performance simpatik dan santun,  dan tetap menjujung tinggi kode etik Pramuka Indonesia, saya yakin bahwa Gerakan Pramuka Indonesia  siap merebut hati remaja. Tampilan Pramuka era kini juga telah memanfaatkan Teknologi Komputer (IT) sehingga Pramuka dengan informasi yang online   dapat diakses dengan cepat terkait dengan kegiatan kepramukaan (blogger dan Wibesite).

Oleh karena itu, kehadiran Pramuka di tengah-tengah Masyarakat,  sangatlah tepat dan bermanfaat   khususnya bagi remaja yang saat ini sedang   dilanda kegalauan. Banyak nilai-nilai yang dapat diperoleh melalui kegiatan kepramukaan Persami atau Perjusa, anggota pramuka mendapatkan manfaat : Latihan Kepemimpinan, Pelatihan Baris-Berbaris, kemandirian dalam menyiapkan bekal (makan) dan membina kerja tim (team work), sehingga mereka mempunyai kemandirian, kejujuran, semangat persaudaraan dan mempunyai  akhlak mulia sebagai manusia Indonesia.  

Namun demikian, Pramuka yang bersimbol “Tunas Kelapa” , tetap rendah hati, tidak pernah puas dalam memberikan pelayanan dan tidak merasa nyaman seperti  di menara gading. Justru, Gerakan Pramuka dari hari ke hari terus  di uji eksistensinya di tengah arus global yang tidak menentu. Untuk itu, Gerakan Pramuka  senantiasa berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik Orang tua, Sekolah, Masyarakat dan Pemerintah untuk turut peduli terhadap masalah-masalah sosial masyarakat dan Bangsa, lebih-lebih terhadap perkembangan dan pertumbuhan mental remaja.

Di tengah kegalauan remaja kita saat ini, maka Gerakan  Pramuka diharapkan menjadi sarana pembinaan remaja (kaum muda) yang memilki daya pikat dan menarik bagi remaja. Gerakan Pramuka juga diharapkan  lebih  proaktif  dalam menjaring kaum muda . Dengan kepekaannya hendaknya Gerakan Pramuka  menjadi pelopor penyelamat generasi muda Indonesia. Generasi muda Indonesia adalah generasi yang memiliki potensi-potensi yang luar biasa jika kita tahu dan bisa memanfaatkan potensi dalam diri mereka. Maka kemampuan dan kecakapan Para Pengurus baik di tingkat Pusat maupun Gugus Depan diharapkan mampu memompa dan memotivasi remaja sehingga mereka bertumbuh dan berkembang di segala bidang.

Hanya dengan terus berkarya dan terus berkarya Pramuka dapat menjembatani bahkan menghantar remaja Indonesia yang memiliki karakter : Cerdas, Jujur, Mandiri, Kreatif, berakhlak mulia, gotong royong, cinta bangsa dan Tanah airnya, cinta alam dan kasih sayang terhadap sesamanya, . Hal senada sesungguhnya telah dirumuskan  oleh Bapak Pramuka Dunia, Baden Powell, jelas dirumuskan bahwa karya pelayanan yang dilaksanakan Gerakan  Pramuka ditujukan terhadap Tuhan (duty to the God), terhadap sesama (duty to others) dan  terhadap diri sendiri (duty to self), juga yang terpenting adalah terhadap Bangsa dan Tanah airnya (duty to country) .

Seperti disampaikan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH, pada peringatan 50 tahun Gerakan Pramuka “ Ulang Tahun Emas” pada tahun lalu,   yang bertemakan: “Pramuka Penyelamat Generasi Muda”. Tema itu mempunyai roh yang menggerakkan gerekan pramuka untuk ikut berperan dalam mengatasi masalah remaja (kenakalan remaja). Setiap kita memperingati Hari Ulang Tahun, maka moment  ini  sepertinya ada energy yang besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Pramuka Penyelemat Generasi Muda, bukanlah hal yang mustahil, maka saatnya Pramuka terjun ke lapangan, dan membawa pulang remaja yang tersesat dengan kasih dan sayang.

Realitas Remaja


Lain anggota Pramuka lain pula  remaja yang tidak tersentuh dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Miris rasanya, jika kita mendengar, menyaksikan pemberitaan media terkait dengan kenakalan remaja akhir-akhir ini. Kenakalan remaja yang marak terjadi,  seperti : tawuran antar pelajar, geng motor,  seks bebas di kalangan remaja,  tindak kekerasan yang melibatkan remaja dan lain-lainya sudah sepantasnya menjadi perhatian kita bersama. 

Menurut Stanley Hall bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress).  Pada masa remaja sering juga disebut masa kritis identitas diri,  dan pada masa ini pula,  remaja menentukan perkembangan dirinya ke tahap berikutnya. 

Sedangkan Kartono (Sosiolog) berpendapat , “Kenakalan Remaja atau juga  dikenal dengan istilah “juvenile delinquency” merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka  mengembangkan perilaku yang menyimpang.

Tepatlah apa yang dikemukakan ke dua  ahli di atas. Bahwa tidaklah muda remaja dan tidak semua remaja sanggup menghadapi  masa remajanya dengan selamat. Ada Pameo “Remaja galau, remaja kacau,” mungkin inilah gambaran  remaja yang terjebak dan tidak mampu keluar  dari lingkaran arus ketika mencari identitas dirinya. Tidak heran pula jika  mereka lari pada hal-hal yang menjurus negatif bahkan juga sampai mengarah pada  tindakan kriminal. Jika sudah demikian parah, lalu so what gitu loh ? .  Nah pertanyaan refleksi bagi kita,  apa yang dapat dilakukan Gerakan Pramuka untuk menyelamatkan generasi muda ?   

Persoalan kenakalan remaja memang perlu direfleksikan oleh pemangku kepentingan baik orang tua, sekolah, Masyarakat (Gerakan Pramuka) dan bahkan Pemerintahan. Kekuatiran akan kenakalan remaja , sangatlah beralasan untuk kita perbincangkan dan pecahkan masalahnya,  mengingat  remaja merupakan aset bangsa, calon pemimpin negeri ini. 

Di sisi lain, remaja yang masih dalam proses mencari identitas diri sering  tidak mendapat perHATIan dari keluarga (Orang tua) , Masyarakat, sehingga proses  tumbuh kembangnya  juga  mengalami hambatan. Adapun  dampak dari kurangnya bimbingan, perhatian, pola asuh yang salah  dan tidak adanya  pendampingan pada remaja,  maka  munculnya perilaku  yang menyimpang. Munculnya sebutan “remaja nakal” merupakan suatu akibat saja, karena mereka belum menemukan jati dirinya dan tidak adanya orang dewasa yang “punya HATI dan  peduli “  dalam mendampingi remaja ketika mereka berjuang dalam melaksanakan tugas perkembangannya.

Tentu, kita ikut trenyuh terhadap sepak terjang remaja ketika  menghadapi masa-masa sulit dalam proses tumbuh kembangnya.  Tidak jarang mereka  jatuh dan harus  bangun kembali dengan tegar dan gagah berani   untuk mencari jati dirinya. Saat –saat seperti inilah remaja membutuhkan kasih dan perhatian keluarga, sekolah, masyarakat dan Pemerintah.  

Seiring dengan perkembangan mentalnya pula, remaja sesungguhnya merindukan  tokoh idola yang mampu diteladani, dihormati dan dipuja-puja. Remaja juga ingin mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang di sekitarnya terhadap  apa yang dilakukannya “karyanya”. Namun,  jaman sekarang ini, justru remaja sangat teramat sulit untuk menemukan    tokoh idola yang diidam-idamkan, yang dapat di puja-puja dan yang dapat diteladani oleh remaja   di lingkungan mereka  tinggal (Keluarga, Masyarakat, bahkan di Negaranya sendiri ). Jika memang  demikian sulitnya,  maka  tidak ada cara lain selain dari diri kita, Gerakan Pramuka  untuk menunjukkan  perHATIannya  terhadap generasi muda.

Apa jadinya jika kita terlena dalam menyiapkan generasi  muda kita ? dan mampukah kelak generasi muda menerima tongkat estafet kepemimpinan jika kualitas generasi mudanya tidak memiliki karakter sesuai yang dibutuhkan bangsa dan Negara kita ?.  

Maka, melalui tulisan ini, kembali eksistensi Pramuka di uji dalam gelombang besar. Mampukah Pramuka menjadi penyelamat genarasi muda Indonesia ?.  Remaja yang masih dalam pencarian identitas diri sangatlah rentan akan pengaruh-pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi bisa diakibatkan dari dirinya sendiri ataupun di luar dirinya (teman sebaya, keluarga,  dan lingkungannya). Tidak jarang,  dalam pencarian jati diri mereka  salah arah bahkan menyimpang dari norna-norma masyarakat. 

Kenangan akan Pramuka

Kontan  saya teringat “PRAMUKA” , semasa kecil dulu (SD Kelas 2), sekitar tahun 1978, ketika Penulis mengikuti kegiatan pramuka  yang diberikan oleh salah satu anggota masyarakat di mana saya tinggal. Dan hal itu  sungguh mengesan dan membekas  sampai sekarang.

Sore itu, kami dengan teman-teman sebaya dikumpulkan di lapangan dan diajak untuk mengikuti kegiatan pramuka. Adapun kegiatannya menarik dan menyenangkan, mulai dari bernyanyi bersama, baris berbaris, menghafal dasa darma pramuka, tali temali, bermain tebak simapur dan sebagainya. Melalui kegiatan yang nampaknya sederhana tersebut, saya memperoleh pembelajaran karakter. Kakak Pembina menyajikan materi dengan metode yang menyenangkan (fun). Kami diajari tentang  kerjasama dan latihan keterampilan kepramukaan. Dalam kegiatan itu ada juga  suasana kompetisi. Melalui kegiatan pramuka penulis memperoleh pelajaran hidup : Nilai-nilai hidup (Living Value) dan Keterampilan hidup (Live skill) yang sampai sekarang ternyata masih relevan dan bahkan memperkuat kepribadian, seperti  : Keberanian, kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, kepemimpinan dan keterampilan kepramukaan sehingga mampu survive dalam menanggapi perubahan jaman. 

Pengertian Kepramukaan  Kepramukaan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (bab II Pasal 7) adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK), yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Sangatlah tepat, apabila gerakan Pramuka menjadi salah satu pilihan bagi remaja dalam rangka pembentukan karakter . Seiring dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu membantu terbentuknya remaja  dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya maka  tujuan penyelenggaraan pendidikan kepanduan Indonesia sangatlah mendukung tercapainya terbentuknya pribadi yang unggul.

Adapun  tujuan kepramukaan, yaitu : 
1) Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, 
2) Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda, 
3)Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan pramuka,  ada sedikit  pergeseran dalam penyelenggaraannya.  Dulu (ketika masa kecil penulis), kegiatan Pramuka diselenggarakan oleh masyarakat, di luar institusi sekolah, sifatnya tidak wajib yang penting anggotanya mempunyai kemauan dan minat.

Namun sekarang Pramuka masuk dalam kegiatan sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Pramuka yang  dilaksanakan di sekolah lebih bersifat “wajib” sehingga tidak jarang bagi yang tidak memiliki kemauan dan minat, mereka  tidak melaksanakan dengan sepenuh hati alias sekedar menjalankan kewajiban saja. Tetapi, hal itu tidak menjadi masalah walapun  kegiatan pramuka dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan  ekstrakurikuler,  khususnya SD dan SMP. Mengingat tidak semua siswa (anak dan remaja)  memahami makna dan tujuan dari kepramukaan.  Kegiatan Pramuka yang dilaksanakan di Pendidikan Dasar sangat mendukung pembentukkan  karakter siswa (remaja), kendati bersifat “wajib”.    Sedangkan dari segi metode kepramukaan,  pada prinsipnya sama yaitu dilaksanakan secara menyenangkan, menarik dan dilaksanakan di luar kelas ( alam terbuka).

Adapun pembagian keanggotaan Pramuka meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Jelas, tak dapat dipandang sebelah mata, bahwa apabila pramuka sungguh diterapkan dalam upaya pembentukkan karakter kaum muda tentulah akan berdampak positif bagi pencapaian tugas perkembangan mereka dalam mencari jati diri. Adapun Prinsip Dasar Kepramukaan adalah terwujudnya  pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Dalam  kepramukaan  juga menerapkan pendidikan sepanjang Hayat, yang artinya : Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan sekolah dan pendidikan dalam keluarga, mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Melalui kepramukaan yang dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah (non formal) bertujuan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, minat untuk melakukan penjelajahan/penelitian, penemuan dan keinginan untuk tahu (bereksplorasi).

Tidak heran, jika ada perbedaan yang  nyata  dalam hal kemandirian, keberanian, keterampilan hidup (live skill) dan juga sampai kepemimpinan  antara siswa (remaja ) yang mengikuti dengan sungguh-sungguh dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kepramukaan.


Peran  Pemangku Kepentingan (Stakeholders)


Oleh karena itu, baik Orang tua, Sekolah, Pembina Pramuka, Masyarakat bahkan Pemerintah dibutuhkan sinergi diantara  pemangku kepentingan yang terkait (stakeholders).

Orang tua diharapkan memberikan motivasi pada putra-putri mereka agar melaksanakan kegiatan Pramuka di Sekolah dengan sungguh-sungguh. Mengapa  ?, karena motivasi dari orang tua sangat penting. Memang dipahami bahwa tidak semua orang tua mempunyai perhatian terhadap kegiatan kepramukaan. Untuk itu melalui tulisan ini, mari kita dukung anak-anak untuk aktif dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Hanya dengan kesungguhan dan ketekunan selama melaksanakan kegiatan kepramukaan, siswa memperoleh hasilnya, manfaatnya.

Sedangkan sekolah juga perlu mendukung dengan  memfasilitasi kegiatan kepramukaan  melalui kegiatan ekstrakurikuler.  Kegiatan yang sangat diminati para siswa adalah Perkemahan Jumat-Sabtu (Perjusa) atau Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami). Adapun kegiatannya meliputi : jurit malam sebagai latihan keberanian dan mental, memasak sendiri, penjelajahan manfaatnya mengenal lingkungan, mendirikan tenda , mencari kayu bakar, menyiapkan acara seni (pentas seni), berkenalan dengan teman lain, dan kerja sama.dan lain sebagainya.

Kegiatan kepramukaan dapat terlaksana dengan lancar apabila dalam Program Kerja sekolah sudah diprogramkan dan dianggarkan sehingga biaya tidak menjadi kendala. Kegiatan kepramukaan yang menyenangkan juga dapat mengalihkan perhatian remaja terhadap kecenderungan negative, seperti : narkoba, tawuran antar pelajar , geng motor, korban trafficking, seks bebas di kalangan remaja dan lain sebagainya  . Jika hal ini terjadi , pastilah masa depan mereka suram (madesu).

Demikian juga  Pembina Pramuka diharapkan  selalu memperkaya diri dengan metode-metode dan inovasi materi dan keterampilan sehingga kegiatan itu dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Pembina Pramuka juga harus  memberi  dan mampu menjadi teladan bagi adik-adik yang dibinanya, seperti: kedisiplinan, kerajinan, kesopanan, kejujuran, semangat persaudaraan dll.
Peran Pemerintah khususnya para Pemimpin Bangsa Ini baik yang di Pemerintahan maupun Wakil-wakil Rakyat hendaknya tidak jemu-jemunya untuk “memberikan teladan”  baik dari segi kejujuran, kedisiplinan, semangat pelayanan dan kemauan dan tekad yang kuat untuk membangun Bangsa dan Negara demi kesehjateraan seluruh rakyat Indonesia. Memang Gerakan memerlukan dana dan fasilitas namun dari semua itu, agar generasi penerus kita mempunyai mental yang baik keteladanan di atas mempunyai dampak yang sangat besar bagi mereka.  

“Tak kenal maka tak sayang”, Hai kaum muda, kenalilah Pramuka, ikutilah dengan tekun, rajin dan bersemangat, maka kalian akan memperoleh manfaat lebih dari yang kalian duga. Hai kaum muda, tampil dan majulah bersama Pramuka Indonesia, karena Pramuka siap memberikan karya yang terbaik bagi anda. Jangan hanya diam menunggu, songsonglah masa depanmu, kerjarlah ilmu dan raihlah prestasi demi kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia.

Menutup kalimat ini, ada kata bijak yang baik untuk  kita renungkan, “Apabila anda membuat rencana untuk satu tahun, tanamlah padi. Apabila anda membuat rencana untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon. Apabila anda membuat rencana untuk seumur hidup, didiklah orang-orang.  Remaja  (Generasi Muda)  adalah manusia muda yang sedang “berproses menjadi…”, maka marilah kita serta merta menyiapkan mereka, agar  kelak menjadi Pemimpin Bangsa yang berkarakter.

Semoga Gerakan Pramuka selalu dan tetap eksis di tengah-tengah perubahan jaman, dan tetap mempersembahkan karya-karya terbaik bagi bangsa dan  Negara bahkan dunia Internasional sehingga terwujudlah masyarakat dunia yang damai sejahtera. Majulah terus dan raihlah prestasi Pramuka Indonesia. Selamatkan Generasi muda (Penerus). Selamat Ulang tahun yang ke 51 dan Selamat berkarya.

Komentar