Peran Masyarakat bagiku

Peran Masyarakat Bagiku (K7-Pj 12)

Peran Masyarakat bagiku, Agama Katolik Kelas 7

Kompetensi Dasar

3.5. Menemukan peran keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap perkembangan dirinya
4.5. Menghargai peran keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap perkembangan dirinya

Indikator

Peserta didik mampu
1. Mengenal tokoh-tokoh masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
2. Menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan dalam bermasyarakat.
3. Menjelaskan peran masyarakat bagi perkembangan diri.
4. Menjelaskan sikap-sikap yang perlu dikembangkan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara seturut teladan Yesus.
5. Mendoakan masyarakat dan tokoh-tokohnya.



Kesadaran bahwa dirinya bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat bagi remaja di perkotaan menunjukkan gejala yang menurun. Banyak remaja di perkotaan yang sudah tidak lagi mengenal tetangga, bahkan yang terdekat sekalipun, di kiri-kanan, depan belakang rumahnya. Hidup mereka seolah-olah berada di tanah asing. Sementara remaja yang hidup di
pedesaan masih mengenal masyarakat sekitar kampungnya. Sebagian mereka bahkan masih terlibat dalam berbagai aktivitas kampungnya dalam kebersamaan dengan seluruh warga.

Relaitas ini perlu diwaspadai, karena bukan tidak mungkin remaja di pedesaanpun akan tergerus arus keterasingan itu. Padahal, dalam perjalanan hidup dan perkembangan seseorang, mereka yang tidak bisa melepaskan diri dari peran masyarakat. Untuk memperkembangkan diri, manusia butuh figur, keteladanan, norma dan kebiasaan yang mendukung, yang menampilkan nilai-nilai positif. Demikian pula masyarakat harus dipandang sebagai medan bagi seseorang mengimplementasikan nilai-nilai, sikap dan pandangannya. Masyarakat adalah medan perwujudan iman. Di situlah hidup seseorang akan diuji.


Dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang Gereja dalam Dunia Dewasa ini (Gaudium et Spes) artikel 25 ditegaskan, bahwa “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling tergantung”. Hidup di tengah dan bersama masyarakat bukanlah suatu kewajiban, tetapi merupakan kodrat yang tidak bisa dimungkiri. Ia melekat sebagai keharusan hakiki, karena tanpa itu semua ia tidak akan bisa hidup dan berkembang. Tetapi kehadiran kita di tengah dan bersama masyarakat tidak bisa dilepaskan dari iman kita akan Yesus Kristus. Gereja mengajarkan
agar iman akan Yesus Kristus itu mampu menjadi landasan dan motivasi yang kuat dalam kehadiran dan keterlibatan dalam masyarakat. Umat beriman Kristiani tidak boleh tergerus arus masyarakat begitu saja. Ia harus mampu mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang telah diperjuangkan oleh Yesus Kristus. Ia harus mampu menjadi garam, ragi, dan terang
dalam masyarakat.


Melalui pelajaran ini, kalian dihantar agar menyadari dirinya sebagai warga masyarakat. Dalam pergaulan dalam masyarakat itu, ia dapat belajar dari adat-istiadat, kebiasaan, norma, keteladanan yang ada dalam kehidupan masyarakat; dengan tetap bersikap kritis yang bersumber pada ajaran Gereja. Mereka dipanggil untuk berperan aktif dalam kehidupan
masyarakat, sesuai dengan kemampuan, tugas dan fungsi kita di dalamnya.




 Istilah ”masyarakat” memiliki arti yang luas. Menurut ilmu sosiologi, masyarakat adalah keseluruhan yang konkret historis dari segala hubungan timbal-balik antara manusia dan macam-macam kelompok. Masyarakat tersusun menurut
macam-macam kelompok, organisasi, dan anggota dengan status dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hidup bermasyarakat harus diatur secara aktif dan adil. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan masyarakat demi
perkembangannya.

Dalam masyarakat terdapat kebiasaan, orang yang ditokohkan, norma, adat istiadat, aturan, sikap dan pandangan pribadi maupun kelompok. Unsur-unsur tersebut perlu disikapi secara kritis. Kita bisa belajar memiliki semangat berkorban
dari tokoh masyarakat tertentu, tapi kita juga hati-hati karena ada orang byang ditokohkan tapi kehidupannya tidak patut. Kita bisa belajar melakukan kebiasaan baik dalam masyarakat, seperti gotong royong bekerja bakti, tetapi jangan sampai
kita ikut-ikutan beramai-ramain memukuli pencuri tanpa proses hukum hanya untruk menunjukkan solidaritas dengan warga.

Hidup bermasyarakat mengandaikan: kita mau hadir dan hidup bersama dengan mereka, terlibat dalam aktivitas mereka dan memenuhi kewajiban yang benar yang ada dalam masyarakat, tetapi tetap perlu bijak dan mendasarkan segala
sesuatu pada kebenaran.

Komentar