Bunda Maria teladan iman dalam menghadapi ujian hidup di dunia - Renungan Katolik oleh Daminanus Kusviantono
Bunda
Maria teladan iman dalam
menghadapi ujian hidup di
dunia
(Surabaya, 23 September 2012)
Oleh
: Damianus Kusviantono
Bulan
Mei dan Oktober adalah bulan yang
dikhususkan bagi umat katolik untuk menghormati Bunda Maria. Penghormatan terhadap Bunda Maria di beberapa lingkungan dilakukan dalam bentuk
doa rosaria dan juga ziarah. Doa rosario yang dilaksanakan umat di lingkungan
ada yang setiap hari bisa dilaksanakan di Gereja atau juga di rumah-rumah umat
secara bergiliran. Ada pula yang diprogram satu minggu cukup satu kali. Hal itu tergantung pada kebutuhan
dan kesiapan umat di Lingkungan.
Di Lingkungan saya tinggal, Lingkungan Santo Mikael (D1) Paroki Santo Yusuf Karang Pilang, Surabaya, pada bulan Mei, kami
umat di lingkungan melakukan doa rosaria satu minggu satu kali, tepatnya pada hari
rabu malam. Kendati satu minggu satu kali, keakraban paguyuban umat lingkungan
kami sangat memberi suasana doa yang hikmat.
Melalui doa rosario di bulan Mei
dan Oktober, umat diajak untuk meneladani iman Bunda Maria dalam menghadapi ujian hidup di dunia ini.
Ketika itu, Injil suci yang menjadi bahan renungan bersumber dari : Lukas 2: 41-52 tentang Yesus pada umur 12 tahun dalam Bait Allah; berikut ini kutipan perikopnya :
2:41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke
Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun
pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika
mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang
tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di
antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan
jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia,
kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia
dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil
mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat
heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia,
tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang
dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu
Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan
mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua
perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan
bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Sebelum mendalami Injil tersebut, saya menyampaikan
ilustrasi pada umat. Ilustrasi yang saya sampaikan terkait dengan pengamatan
saya terhadap kegiatan Ujian Nasional (UNAS) yang dihadapi oleh siswa Kelas
IX, beberapa waktu lalu (bulan April 2012). Nampak Panitia
Ujian Nasional mempersiapkan segala
sesuatu terkait dengan pelaksanaan Ujian Nasional. Beberapa tanda-tanda
dipasang atau ditempel di
dinding untuk turut menciptakan suasana
yang kondusif (tenang, tertib dan lancar) selama pelaksanaan UNAS berlangsung. Dari
beberapa persiapan yang telah dilakukan oleh Panitia Ujian Nasional, saya
tertarik pada kalimat yang berbunyi : “Harap tenang selama ada
Ujian Nasional ”. Kalimat
yang tidak lebih dari lima suku kata
ini, mengusik hati saya untuk merenungkan jauh lebih dalam terkait dengan
makna tulisan tersebut.
Bacaan Injil Lukas 2: 41-52 tentang Yesus pada umur 12 tahun di Bait Allah, membawa
saya pada renungan tentang sikap Bunda Maria yang penuh iman dalam menghadapi Ujian hidup di dunia (
masalah) dan saya kaitkan dengan kalimat
: “Harap tenang selama ada
Ujian Nasional ”. Pada peristiwa di
atas, saya mengajak umat untuk bersama-sama merenungkan sikap Bunda Maria dalam menyikapi masalah hidupnya
terkait dengan Yesus yang terpisah dari mereka.
Khusus
di Lukas 2 : ayat 51: Lalu ia pulang
bersama-sama mereka . Dan IbuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Sikap Bunda Maria yang selalu tenang, percaya pada rencana dan kehendak
Allah memampukan Bunda Maria sanggup
menghadapi Ujian hidup dan dikuduskanlah ia diantara wanita. Kesanggupan Bunda
Maria bukanlah usaha Bunda Maria semata tapi juga keterbukaannya terhadap
rencana Allah dan kehendakNya dalam diri Bunda
Maria.
Disadari atau tidak, terkadang sikap kita dalam
menghadapi ujian hidup ini tidak selalu mudah, atau berjalan mulus. Tidak selalu
kita mampu menghadapi masalah hidup
sehari-hari, terkadang iman kita goyah dan sering kita mudah jatuh. Perasaan cemas,
takut, kuatir dan bahkan cenderung menyalahkan orang lain ketika kita
menghadapi masalah.
Memang, masalah setiap orang tidaklah selalu sama satu
dengan lainnya. Beberapa masalah dalam keluarga yang sering kita jumpai,
misalnya: masalah ekonomi keluarga, anak
yang malas belajar, prestasi dan hasil
belajar anak yang tidak memuaskan, panggilan dari sekolah terkait dengan
perilaku anak di sekolah atau hasil belajar yang tidak memuaskan, masalah belum
mendapat pekerjaan, masalah anggota keluarga yang sakit, masalah perselingkuhan
atau masih banyak lagi masalah hadir di tengah-tengah keluarga kita.
Apa
yang kita lakukan ketika mengalami “Ujian Hidup” ini ?, apakah kita mampu
menerapkan doa-doa kita menjadi iman yang hidup, memiliki daya (kekuatan),
tangguh dalam menghadapi ujian hidup ini
ataukah kita memang masih perlu belajar lagi dalam hal pelajaran iman bagi
hidup kita.
Setiap
orang harus menghadapi ujian hidup ini. Materi yang diujikan sama, misal:
masalah anak , Masalah hubungan suami-istri, masalah ekonomi, masalah kesehatan
dan kematian, masalah hidup doa dalam keluarga dan di lingkungan, masalah dengan tetangga, dll. Bagaimana sikap kita ketika menghadapi ujian
hidup ?, Kalimat “Harap tenang selama ada ujian “,. Menurut saya bisa
menginspirasi, memotivasi bahkan menguatkan kita dalam menhadapi Ujian hidup di
dunia ini.
Mari kita renungkan, bagaimana Bunda Maria, ketika mengalami
ujian hidup yang sangat berat. Beberapa ujian hidup ini, dialami oleh Bunda
Maria :
1) Ketika Bunda Maria mengandung oleh Roh Kudus, 2) Ketika Bunda Maria mencari
tempat untuk melahirkan Yesus, 3) Ketika Bunda Maria mendengar jawaban Yesus
setelah dicarinya dalam bait suci, 5) Ketika Bunda Maria mengikuti jalan salib
putranya, 6) ketika Bunda Maria menjadi Ibu bagi
murid-murid Yesus.
Hal menarik untuk kita renungkan, sikap “tenang”
dari Bunda Maria, tidaklah otomatis atau
sekedar reflek saja. Ketenangan sikap Bunda Maria ketika mengalami ujian hidup merupakan
sikap batin yang melahirkan buah-buah
iman. Sikap iman Bunda Maria, melahirkan kata-kata iman :” terjadilah padaku menurut perkataanMu”
. Kata-kata yang
penuh iman tersebut menginspirasi kita dalam menyikapi setiap persoalan hidup
ini. Saat masalah
menghimpit hidup kita, seungguhnya satu yang masih kita butuhkan selain doa-doa
yang mengiringi karya-karya kita, yaitu IMAN . Iman berarti penyerahan diri secara total pada
Allah. Dalam menghadapi persoalan hidup atau ujian hidup ini, doa-doa kitalah
yang membuka jalan bagi rahmat Allah untuk berkarya dalam diri kita , dan
imanlah yang semakin memampukan kita dalam menghadapi ujian hidup ini.
Memang, doa-doa kita merupakan pendasaran yang baik menuju iman yang
bertumbuh, berkembang dan sampai pada berbuah. Buah-buah dari iman dapat
dikenali dari hidup yang penuh kasih terhadap sesama, senantiasa suka cita
dalam peristiwa hidup yang dialami baik suka maupun yang duka, hidup dalam damai dan sejahtera, dan mampu
menguasai diri baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
|
Sangatlah bijak, jika kita mau belajar dan tidak
sekedar melaksanakan doa rosario yang sifatnya hanya rutinitas saja, tanpa diikuti perkembangan iman kita.
Dalam Kitab Mazmur 66: 10, tertulis “Sebab
Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami,
seperti orang memurnikan perak.” . , , Dan dalam 1 Tes 5: 21 “Ujilah
segala sesuatu p dan
peganglah yang baik”. Setiap orang pasti mengalami ujian hidup.
Justru dari ujian hidup itulah iman kita dapat diukur. Apakah doa-doa ,
ziarah kita sampai pada buah iman ataukah hanya sampai pada sikap lahir saja,
tidak sampai sikap batin.
|
Mari,
kita bercermin dan sekaligus meneladani Bunda Maria, yang rendah hati dan tahan
uji dalam peziarahan hidup di dunia. Bunda Maria jadilah perantara kami dan
hantarlah kami pada Yesus Putramu, agar kami pun berani untuk hidup suci di
tengah kegelapan dunia
ini. Ya Roh Kudus, mampukanlah kami dalam mewartakan sabdaMu, biarlah Roh Allah
bernyala-nyala karena cinta dalam karya pelayanan kami di mana saja kami
berada. Amin.
Komentar
Posting Komentar