SEPENGGAL CATATAN TUGAS HARIANKU
Karya : Beauty Kusviantono
Pernik-pernik
kehidupan selalu dialami setiap orang, baik yang membahagiakan maupun yang
menyedihkan, dimana dari situlah sebuah pribadi menjadi berkembang.
Bergabung
dengan Yayasan Tarakanita saya awali pada bulan Juli 1996, saat itu masih
dengan nama Yayasan Karolus Borromeus Cabang Surabaya. Saya ditempatkan di unit
SMP Santo Yosef Surabaya.
Sebagai
tenaga TU yang berlatar belakang pendidikan SMA (dengan ditambah sedikit kursus
Akuntansi & Komputer), awal ditempatkan sebagai Petugas UKS cukup membuat
saya kaget, membuat saya harus banyak belajar. Bidang yang sama sekali baru
(sebelumnya , kurang lebih 4 tahun saya bekerja sebagai Bendahara di sebuah
Proyek Kesejahteraan Masyarakat, kerjasama dengan asing, dimana saya memutuskan
mengundurkan diri karena menikah & mengikuti suami pindah ke Surabaya).
Tidak sesederhana yang saya bayangkan, apalagi Dokter UKS yang bertugas saat
itu (sudah senior), cukup pedas mengucapkan kalimat “Bisa apa, lulusan SMA yang
tidak berlatar belakang bidang kesehatan, bekerja di bagian UKS. Kalau kerja,
tidak asal ada lowongan, tapi dilihat kemampuan, bisa atau tidak”. Namun
demikian, kalimat tersebut yang justru menantang saya bahwa “Saya Bisa”.Dengan
belajar dan belajar, baik kesehatan umum maupun gigi, mulai mengenal alat-alat
kesehatan dan penggunaannya, mengenal obat-obatan, merawat luka, membaca
buku-buku tentang kesehatan, membuat kliping tentang kesehatan saya lakukan.
Dari situ perlahan-lahan saya bisa menyesuaikan, saya bisa melaksanakan, melayani
siswa maupun teman kerja yang datang dengan keluhan sakit hingga bertanya jawab
tentang kesehatan. Bahkan dengan dokter-dokter berikutnya, kalau pas jadual
dokter tidak ada di sekolah, dan ada pasien yang harus diganti tambalan
sementaranya (perawatan gigi), saya diminta untuk mengganti obatnya.
Hal yang memang harus
cukup telaten saya nasihatkan, membiasakan “sarapan pagi” sebelum berangkat
sekolah untuk murid-murid, karena tidak sedikit yang datang dengan keluhan
pusing, mual bahkan sampai pingsan karena belum sarapan, dan tidak sedikit pula
jawaban mereka “Mama belum bangun, Mama belum masak” (hal yang cukup
memprihatinkan untuk kondisi di kota besar, karena mungkin orangtua kerja
sampai malam, sehingga saat anak-anak harus berangkat ke sekolah, orang tua
belum bangun, belum menyiapkan untuk anak-anak). Banyak pula siswa-siswi (terutama
SMP & putri khususnya), yang pada awalnya datang dengan malu-malu
menceritakan pubertasnya, hingga kemudian datang dan bercerita dengan segala
keterbukaannya. Sungguh membahagiakan bisa menjadi teman bagi mereka. Satu
cerita yang membuat saya selalu tersenyum, ada satu mantan murid yang sampai
sekarang memanggil saya “Bu Dokter” bila ketemu, meskipun saya bukan dokter dan
sudah tidak bertugas di bagian UKS lagi. Mungkin hal itu tidak berarti bagi
orang lain, tetapi berarti bagi saya, meskipun sedikit yang baru saya bisa,
meskipun kecil, tapi itu indah dan membahagiakan bagi saya.
Sejak
1 Oktober 2008 saya diberi tugas baru menjadi TU- Keuangan di Unit SD Santo
Yosef Surabaya. Rolling atau perputaran tugas yang akan dialami semua karyawan.
Meski awalnya saya ragu (sudah cukup lama tidak bersentuhan dengan angka-angka
nominal), tapi “sebuah kepercayaan”, membuat saya berani melangkah maju. Terkadang
saat berbenturan dengan orang lain dalam melaksanakan tugas, membuat saya
merasa sendiri. Namun satu hal yang saya imani, Tuhan selalu menyertai saya,
menemani saya, mendukung saya melalui suami, anak-anak, keluarga, rekan kerja,
dan lembaga.
Dari
sekian pengalaman yang saya alami, satu cerita yang membuat saya berterima kasih
kepada Tarakanita. Memiliki rumah sendiri sepertinya sebuah angan-angan yang
cukup jauh, meski keinginan itu ada. Tapi bersama Tarakanita, hal itu bisa
terwujud. Dengan fasilitas pinjaman perumahan yang disediakan bagi karyawan,
saya bisa memiliki sebuah rumah yang awalnya sederhana sampai menjadi rumah
yang manis untuk keluarga yang kami tempati sampai sekarang.
Waktu bergulir, tanpa
terasa 15 tahun sudah saya bersama Tarakanita. Belum banyak yang bisa saya
sumbangkan untuk Tarakanita. Namun demikian, sekali lagi, meski baru sedikit,
baru sebagian kecil, tapi itu indah dan membahagiakan bagi saya. Terima kasih
Tuhan. Terima kasih Tarakanita. Semoga Tuhan semakin dimuliakan dan sesama
diabdi.
Komentar
Posting Komentar