Tugasku Sebagai Citra Allah
Bisa terjadi, suatu
saat remaja akan dihadapkan pada pertanyaan: “Kalau Allah telah
menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya itu baik
adanya, mengapa saat ini banyak
kerusakan ciptaan, dan bahkan kerusakan itu sekaligus menjadi
ancaman bagi hidup manusia?”
Ketegangan antara pemahaman yang diperoleh dari agama dan
realitas keseharian yang mereka
lihat, dapat menimbulkan berbagai macam pertanyaan lanjutan,
seperti: “Kalau begitu, siapa
yang salah? Apa yang sesungguhnya diperintahkan atau ditugaskan
Allah kepada manusia?”
Dalam taraf usia perkembangan mereka, mereka perlu dibantu
menemukan jawaban yang
masuk akal, sekaligus dapat dipertanggungjawabkan.
Sesungguhnya Kitab Kejadian, telah secara jelas menyebutkan
tugas manusia sebagai citra
Allah itu. Allah memang menciptakan manusia, langit dan bumi
beserta isinya baik adanya.
Secara khusus kepada manusia Allah menugaskan untuk beranak cucu
dan bertambah
banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya, menguasai ciptaan
Allah lainnya
Kejadian 1: 26-30
.
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi
dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian.
Kejadian 2: 15-16
.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini
kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas
Tetapi
penugasan tersebut perlu ditempatkan dalam konteks keselamatan
yang dikehendaki oleh Allah, yakni agar semua tugas tersebut
tertuju demi keselamatan
manusia. Keselamatan itu akan tercapai bila manusia turut
menghargai ciptaan Allah lainnya.
Manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan
tugas yang diberikan oleh
Allah. Manusia harus menjalankan panggilannya sesuai dengan
kehendak Allah yang tampak
dalam kesadaran pada hal-hal berikut.
1. Segala sesuatu berasal dan diciptakan oleh Allah dan terarah
kepada pencipta-Nya;
2. Setiap makhluk memiliki kebaikan dan kesempurnaan;
3. Semua makhluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu
sama lain dan
saling melengkapi secara timbal balik.
Melalui materi ini kita diajak menyelami
adanya keprihatinan yang
ditimbulkan oleh perusakan ciptaan Tuhan yang dilakukan oleh
manusia. Peserta didik perlu
diajak menyadari bahwa egoisme dan keserakahan seringkali
melampaui tanggung jawab
manusia dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh
Allah. Peserta didik perlu
mendapat pencerahan baru bahwa kesalahan dalam melaksanakan
tugas sebagai citra Allah
pada akhirnya mengancam keselamatan manusia. Maka saatnya mereka
untuk bertindak
mulai dari hal-hal yang sederhana dalam mewujudkan penugasan
dari Allah tersebut.
Bencana banjir,
tanah longsor, kelaparan, kepadatan penduduk dan perumahan yang kumuh, wabah berbagai macam penyakit, sepertinya menjadi berita yang amat kerap kita dengar. Rupanya keutuhan
alam ciptaan Tuhan sudah mengalami
kerusakan yang sedemikian parah. Setiap
tahun berbagai jenis tumbuhan dan hewan masuk dalam daftar perlindungan karena hampir punah, perubahan musim kini makin
tidak menentu, kicauan aneka burung sudah
jarang terdengar di alam bebas, dan kualitas kesehatan manusia makin
berkurang karena polusi dan berbagai limbah. Alam ciptaan saat ini
seolah berwajah ganda. Di satu pihak manusia membutuhkan dan
tergantung dari padanya, tetapi di lain
pihak juga menjadi ancaman bagi manusia.
Siapa yang salah? Tuhan atau manusia? Apakah semua manusia bersalah? Faktor penyebab yang utama adalah egoisme dan
keserakahan sebagian manusia yang memanfaatkan dan
mengolah alam hanya demi keuntungan diri dan keluarga atau kelompok, tanpa berfikir
soal kesejahteraan manusia kebanyakan dan
tanpa berfikir bahwa generasi manusia berikutnya juga berhak
menikmati ciptaan Tuhan yang baik adanya.
Tetapi semua manusia juga bisa dianggap ikut bersalah bilamana
ia tidak peduli terhadap perusakan yang terjadi, membiarkan
orang-orang
egois dan serakah tersebut tetap pada tindakannya.
Yang penting bukan
mencari kambing hitam untuk menyalahkan, melainkan perlunya setiap orang
merefleksikan kembali apa yang sesungguhnya ditugaskan oleh Allah kepada dirinya. Untuk itu, kita harus
kembali pada landasan Kitab Suci.
4 Saatnya kita mulai mengembangkan ketaatan kepada Allah, sikap
ber-
tanggung
jawab dan berupaya menampilkan kecitraan Allah sendiri
sebagai
Pencipta dan Pemelihara melalui kata dan perbuatan, bukan
dengan
sikap yang menghancurkan dan menguasai. Hal tersebut bisa
dimulai
dengan melakukan hal-hal kecil, seperti menanam bunga di
rumah,
gerakan penghijauan, dan memperbaiki perumahan kumuh.
Komentar
Posting Komentar