Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-laki (K-7 -PJ 6)
Kompetensi Dasar
3.3. Memahami kesederajatan sebagai laki-laki atau perempuan
4.3. Mengembangkan kesederajatan sebagai laki-laki atau perempuan dalam hidup
sehari-hari
Indikator
Peserta didik mampu
1. Menyebutkan kekhasan karakter perempuan dan laki-laki
2. Menjelaskan alasan dirinya bangga sebagai perempuan atau laki-laki
3. Menyebutkan perlikaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki yang membanggakan
4. Menjelaskan pandangan Gereja tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan dalam Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23. dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334.
MATERI
1. Umumnya, remaja mempunyai kebanggaan terhadap keberadaan dirinya sebagai perempuan atau laki-laki. Tetapi kebanggaan tersebut sering disertai sikap terlalu membanggakan diri yang mengakibatkan tumbuhnya pandangan negatif tentang lawan jenis.
2. Remaja laki-laki memandang bahwa perempuan itu cengeng, lemah. Sebaliknya, remaja perempuan sering memandang laki-laki sebagai keras, kasar. Dengan demikian, kebanggaan yang terlalu besar terhadap keberadaan dirinya itu menutup diri mereka untuk mampu melihat hal-hal yang baik dan indah pada lawan jenisnya.
3. Di lain pihak, ada juga sebagian kecil remaja yang merasa menyesal dilahirkan sebagai
laki-laki atau sebagai perempuan. Rasa penyesalan tersebut biasanya muncul dalam berbagai ungkapan. Ada yang mengeluh terus, ada yang ingin melakukan operasi jenis kelamin, ada yang berupaya mengubah penampilan dirinya sebagai perempuan ataupun sebagai laki-laki,menyalahkan diri sendiri dan orang lain misalnya: orangtuanya atau lingkungan masyarakatnya. Bila hal tersebut sudah terjadi, maka sangat sulit baginya untuk mensyukuri hidup ini sebagai suatu anugerah Tuhan.
4. Kitab Kej. 1: 26-28, mengisahkan tentang Allah menciptakan manusia sebagai perempuan dan laki-laki. Allah memberkati keduanya. Setiap orang diciptakan dengan keindahan sendiri-sendiri. Allah mempunyai maksud khusus menciptakan manusia sebagai laki-laki atau perempuan, yakni agar saling melengkapi dan saling mengembangkan satu sama lain. Oleh karena itu mereka dibutuhkan dan membutuhkan lawan jenisnya (lih. Kej. 2: 18-25). Dengan cara itulah, manusia saling menyempurnakan sebagaimana yang diharapkan Allah sejak semula.
5. Melalui penemuan akan nilai-nilai positif dari keberadaan mereka sebagai laki-laki atau
perempuan, peserta didik diharapkan dapat menerima dirinya menjadi perempuan atau laki-laki sebagai anugerah Allah yang patut disyukuri, serta terpanggil untuk mengembangkan dirisebagai laki-laki atau perempuan menuju kesempurnaan sebagai citra Allah. Kalian juga diharapkan tumbuh dalam penghargaan dan penghormatan kepada kaum perempuan dan laki-laki.tu,
6. gagasan penting yang ditemukan dalam teks Kitab Suci atau Katekismus Gereja Katolik.
a Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan kepadanya masing-masing dilengkapi dengan kebaikan dan keindahan. Semua itu, baik adanya. Allah memberkati dan mengasihi keduanya, mereka begitu berharga di mata Allah.
b Kita patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan men-ciptakan kita sebagai laki-laki atau perempuan, yakni supaya melengkapi danmengembangkan satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kej. 2: 18-25). Mereka saling membu-tuhkan dan saling tergantung satu sama lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya perempuan tidak dapat hidup tanpa laki-laki.
c Kita patut bangga terhadap anugerah yang melekat pada diri kita, dan mensyukurinya.
Komentar
Posting Komentar